Malam ini ada cicak kawin di dinding kamar saya. Sebelumnya, saya mengamati kedua pasangan cicak itu sedang berkejar-kejaran di dinding kuning yang terpapar luas. Seakan ketika mengamatinya, saya sedang menonton kisah pecintaan di sebuah bioskop. Dan yang saya bayangkan, saya sedang menonton film India. Dinding kuning itu sebagai layar monitornya, sedangkan kedua cicak itu adalah aktor yang menghibur saya. Bagai Kajol dan Syahrukh Khan yang berkejar-kejaran dan sedang berputar-putar di sebatang pohon sembari menyanyikan “Kuch Kuch Hota Hai”. Ah, tapi saya harus realitis. Sebab yang saya amati cuma sepasang cicak (yang hendak kawin).
Memang sejak beberapa hari ini, entah mengapa, cicak itu selalu ada bersama saya disaat saya sedang galau sembari mengurung diri di dalam kamar. Bahkan anehnya, kedua cicak itu sampai berani-beraninya turun ke lantai dan tanpa takut masuk ke dalam plastik putih yang berisikan makanan yang baru saja saya beli dari Alfamart di sebelah tempat kost saya. Aneh memang. Tapi saya biarkan cicak itu mengorek-koreknya, sampai plastik tersebut bergerak-gerak dan berbunyi.
Memang sejak beberapa hari ini, entah mengapa, cicak itu selalu ada bersama saya disaat saya sedang galau sembari mengurung diri di dalam kamar. Bahkan anehnya, kedua cicak itu sampai berani-beraninya turun ke lantai dan tanpa takut masuk ke dalam plastik putih yang berisikan makanan yang baru saja saya beli dari Alfamart di sebelah tempat kost saya. Aneh memang. Tapi saya biarkan cicak itu mengorek-koreknya, sampai plastik tersebut bergerak-gerak dan berbunyi.