Suatu Sore Di Kafe Buku

Suatu sore beberapa minggu yang lalu,
gue pergi ke salah satu tempat
—favorit gue sama mantan buat ber-autis-ria.

Gue punya kebiasaan bersembunyi
—di antara rak-rak buku di bagian dalam.
Duduk di sofa dan membaca hanya berdua
—tanpa diganggu siapa-siapa.

Bisa dua jam tiga jam gue duduk di situ,
tenggelam sama cerita-cerita.
Gue juga betah duduk di situ
—sambil browsing-browsing.
Begitu juga dengan mantan gue.

Dari dalam kotak kaca kafe buku,
tiba-tiba gue lihat sebuah Honda Jazz
—melintas dan parkir di depan gue.

Duh, bangsat!
Gue kenal tuh mobil
—dan gue mengenalnya sebagai salah satu kesalahan.
Dan kini kesalahan itu
—mulai memantul kembali ke hadapan gue.
Mengejutkan seperti petir
—yang memekakkan kuping gue di siang hari.
Gue harap ini nggak nyata.
Tetapi ini sangat nyata.

Dari dalam mobil, muncul sesosok manusia munafik
—yang gue harap akan abadi mengerut di neraka.
Pandangan kami bertemu, persis seperti dulu.
Hanya saja, kini, ada amarah di hati.

Gue lalu beranjak pergi.

Selama ini kenyataan selalu menolak gue.
Barangkali sekarang, waktunya gue menolak balik.
Karena ini yang terbaik!

"suatu sore di kafe/toko buku yang sama
dan gue rasa tulisan ini nggak penting sedunia
tapi begitu berkesan buat gue yang merasa."


Tidak ada komentar: