Antara Horni, Onani, & Ikan Mas


Saya sering kali bertanya-tanya dalam hati saat melihat ikan mas dekil di sebuah tempat kos milik seorang teman, seperti ini: “Bagaimana perasaan saya jika saja keadaan saya tidak ubahnya seperti ikan mas ini? Terkungkung dalam sebuah kotak yang tidak mungkin dapat membiarkanya bebas lepas.”

Dan terkadang pula saya menduga-duga, pasti berada di dalam kotak kaca seukuran ini, terasa sempit. Aroma airnya barangkali membikin muak dan menjijikkan. Hanya berkeliling sebatas ruang itu-itu saja. Sendiri. Tanpa teman. Pasti hidupnya terasa kosong dan hampa. Merasa terasing. Merasa tidak beruntung ditakdirkan hidup. Dan, upsss... tidak ada lawan betina buat melampiaskan hasrat mumpuni ketika horni. Bahhh... m e m u a k k a n! M-E-M-U-A-K-K-A-N!


Tentu saja memuakkan. Sebab tidak ada lawan betina, otomatis tidak akan ada aktivitas seks. Kecuali jika sesekali melakukan onani. Yaiksss.... God! Omong-omong soal onani, sampai mati saya tidak akan melakukannya lagi. Lebih tepatnya, menekan intesitas melakukannya. Karena ternyata, onani bisa mengakibatkan bahaya bagi sperma dan bahkan penis itu sendiri. Sahabat saya sendiri pernah merasakannya. Bahwa ia terkena ejakulasi dini. Bahkan menurutnya, spermanya cair seperti air. Oh no!


Lebih parahnya, saya takut jika harus rutin check up ke dokter andai kelak saya terkena dampak dari keseringan membuang “benih”. Selain buang-buang banyak biaya, tentunya saya merasa tak enak hati jika sang dokter kelamin yang memeriksa saya adalah perempuan muda berpostur semok seperti Megan Fox. Oh my God! Bisa-bisa saya bakal muncrat hanya dengan sekali usap.

Supermodel


Fashion put it all on me/ I am anyone you want me to be

[Fashion - Lady Gaga]



Beberapa hari kemarin, saat perayaan ulang tahun ke-25 duo desainer kenamaan asal Italia, Domenico Dolce & Stefano Gabbana di Milan Fashion Week: Dolce & Gabbana Fall 2010 Collection, aku menjadi salah satu di antara 75 model berbalut koleksi terbaru Dolce & Gabanna tersebut.

Sudah lama aku memimpikan ini: menjadi male supermodel kelas dunia—yang melintang di dunia fashion internasional. Dan akhirnya, semua impian itu (dengan tidak mudah) telah kuraih. Dengan perjuangan yang keras, sampai akhirnya dunia fashion mencatat diriku sebagai salah satu supermodel yang disejajarkan dengan Tyson Beckford, Chace Crawford, Douglas Booth, Ben Barnes, Ashton Kutcher, Marcus Schenkenberg, Mark Vanderloo, Michael Bergin, dan bahkan, dengan mudah aku bisa berbaur dengan supermodel wanita favoritku: Kate Moss, Naomi Campbell, Carey Mulligan dan Tyara Banks.

Dan kau tahu bagaimana rasanya menjadi seorang supermodel, huh? Benar-benar melelahkan. Aku harus menyelesaikan banyak pekerjaan. Aku juga sering diburu deadline. Dan bahkan, jangan harap aku bisa menyempatkan diri untuk mencari pacar, jika saja aku tidak bisa menyesuaikan jadwal. Terkadang aku harus bolak-balik dari Indonesia – New York – Jepang – Italia – Perancis, dan berbagai Negara lain hanya untuk mengikuti fashion show. Fiuh!

Di sisi lain, aku bangga, sebab aku bisa menjadi pemakai pertama high class fashion brands, seperti: Prada, Dolce & Gabanna, Chanel, Louis Vuitton, Versace, Aigner, Yves Saint Laurent, Armani, Jimmy Choo, Alexander McQueen, Gucci, Calvin Klein, dll.