Astaganaga!; sebuah pengalaman pemakai kosmetik coba-coba

Biarpun keliatannya kayak gembel, gue nggak bakalan pernah ngakuin kalau kulit gue ini legam. Coba aja deh buka pallete color di program grafik photoshop komputer. Keterangan warna yang sama dengan warna kulit gue sebenarnya adalah cokelat—yang manis. Ya, kayak cokelat dari Swiss itu lho, hehe... Biar begitu, terkadang gue juga rada resah dan gelisah juga, karena ternyata penyebaran warna kulit gue yang nggak merata ini. Punggung tangan, kaki serta lengan tangan gue warnanya cokelat. Tapi agak naik dikit ke lengan bagian atas, betis, paha dan bagian dalam tubuh gue masih cokelat juga, cuma lebih terang. Bukan karena di sana ada lampunya, tapi mungkin karena jarang terkena sinar matahari. Sayangnya wajah gue termasuk ada di bagian yang terbuka. Karena sering terkena sinar matahari, debu, asap knalpot dan polusi udara lainnya, wajah gue pun menjadi gelap. Memang sejak kecil sampai gue tumbuh sebesar ini, kehidupan gue selalu saja pahit dan penuh kata getir. Dari mulai hinaan temen-temen tentang wajah gue yang teramat culun banget. Banyak juga yang bilang kalau gue mirip dengan bintang film ’The God Must Be Crazy’. Kamu tahu film itu? Film yang menceritakan sang lakon yang berasal dari pedalaman Afrika yang berkeliling keseluruh penjuru negara dengan tingkah crazy-nya.

”Astaganaga! Benarkah begitu?”

Tadinya gue pikir, sebagai cowok nggak masalah kalau penampilan gue biasa-biasa aja gini. Asal kaya, pinter, dan perhatian, maka cewek pun akan mau menerima gue. Namun sayangnya gue nggak menuhin semua kriteria tadi. Cewek-cewek jaman sekarang ternyata lebih suka cowok yang terlihat bersih dan rapi. Kayak cowok-cowok blasteran yang sering muncul di iklan dan sinetron di Televisi. Oleh sebab itu berbulan-bulan, bertahun-tahun, dan berabad-abad lamanya gue ngejomblo. Dunia percintaan gue seret. Jarang banget ada cewek yang mau deket ama gue, kecuali kalau lagi ada yang butuh tempat curhat karena abis diputusin sama pacarnya, atau sebagai tempat latihan cewek sebelum nembak cowok yang ditaksirnya. Gue cuman jadi pihak yang pasif, sama sekali nggak kreatif. Secara naluri, gue juga butuh seseorang untuk disayangi dan menyayangi gue. Gue pun mulai mempertimbangkan untuk makeover. Mengubah penampilan gue abis-abisan dari sebentuk gembel, jadi sebentuk gembel yang sedikit lebih bersih dan rapi. Inspirasinya sih datang dari temen-temen asrama gue sendiri.

Ceritanya, salah satu temen satu asrama gue ada yang mirip banget sama Antonius Caseda—model Aneka Yess!. Kulitnya putih, hidungnya nggak terlalu mancung—cukup sedang untuk ukuran orang Indonesia, tapi dia agak kurusan. Namanya Arif. Arif yang lebih muda beberapa hari dari gue ini rajin banget merawat diri. Meski nggak banci, kosa kata produk kecantikannya nggak kalah lengkap dari petugas salon banci yang seperti di belakang shopping Kayuagung itu. Orang-orang nggak perlu heran kalau seminggu sekali dia luluran—di kamar mandi, sendiri, bukan diluluri banci salon. Tiap pagi Arif rajin pake pemutih wajah sebagai pengganti bedak dan malamnya pake susu pembersih. Dan kalau mau pergi, hukumnya wajib bagi dia untuk pakai pewangi. Kalau parfum favoritnya yang bisa bikin cewek-cewek jadi klepek-klepek itu abis, dia jadi kelimpungan. Untungnya gue punya banyak persediaan minyak kayu putih dan balsem otot untuk menenangkannya.

Ternyata nggak si Arif saja yang rajin merawat diri, teman gue yang lain juga sama saja. Juga pada demen pakai kosmetik. Harus kita akui, dewasa ini keberadaan cowok-cowok metroseksual semakin marak. Gue serasa ketinggalan jaman, dan hidup gue serasa seperti Tarzan. Terlalu apa adanya. Lantas, gue pun nanya-nanya ke mereka, gimana biar kulit wajah dan tubuh gue bisa dibikin lebih putih. Tapi jangan pakai ampelas atau dempul tentunya.

“Pake kosmetik yang bisa bikin putih dalam empat Minggu itu aja, Lee!” kata Arif.

“Betul.” sambut yang lain. “Tapi itu aja nggak cukup. Elo juga mesti luluran. Coba deh pakai lulur ”Putra Mas Ganteng”!” ujarnya bijaksana. Seolah semua masalah cowok jomblo yang berkonsultasi padanya dikarenakan mereka belum pernah pakai pemutih merek norak itu. Gue akhirnya mengikuti saran mereka. Berbagai pemutih kulit yang ada di iklan TV gue coba semua. Dari yang katanya bisa mencerahkan dalam enam minggu sampai yang bisa memutihkan hanya dalam 14 hari. Tapi ternyata nggak ada satu pun yang sesuai dengan iklannya. Kulit gue tetap cokelat gelap. Cewek-cewek masih nggak bisa ngelihat gue dengan takjub. Gue yakin cewek cakep yang jadi model iklan itu udah putih dari sononya. Mungkin pas lahir kecemplung di kolam cat. Gue curiga iklan itu cuman trik kamera atau edit video saja. Kayak yang biasanya gue lakuin dengan foto gue yang ada di komputer. Tinggal di-photoshop—tampang gelap jadi terang, baju ijo jadi biru, wajah jerawatan jadi mulus. Sayangnya Photoshop nggak bisa dipakai dalam kenyataan. Kalau bisa... weleh-weleh... praktis banget hidup gue.

“Lee, lo bener-bener pengen jadi putih?” tanya si Marlina, pacar temen gue yang akhir-akhir ini kelihatan lebih chubby dan putih. Pasti kosmetik yang dipakainya cespleng. Gue mengangguk bersemangat. Mungkin ada cara lain untuk memutihkan kulit tanpa harus memakai kosmetik. Gue udah capek. Si Marlina mengeluarkan sebuah krim pemutih dari dalam tasnya. Warna krimnya putih. Gue langsung menyernyitkan dahi dan bibir gue tertarik ke bawah. Yang pasti gue bukan lagi senam muka. ’Kosmetik lagi?’ batin gue.

”Kyen Yen!” kata gue setelah membaca merek produk kosmetik pemutih itu.

“Ini bukan sembarang kosmetik, Lee.” kata Marlina seolah bisa membaca pikiran gue layaknya seorang dukun sunat.

“Kalau lo pakai krim Kyen Yen ini. Dijamin deh, dalam waktu beberapa hari aja kulit lo bisa seputih kulit gue,” katanya berpromosi. “Pasti manjur!”

Manjur! Sebuah kata yang provokatif. Seorang sales yang baik nggak cuman ngomong sampai mulutnya berbusa-busa dan berasap saja. Dia menawarkan produknya sembari memperlihatkan hasilnya: Wajahnya yang kelihatan lebih putih dari pas gue ketemu dia pertama kali—tentu saja bukan karena dia pakai bedak, karena secara jujur, Marlina paling nggak suka pakai bedak. Biar begitu gue akhirnya nyoba juga saran si Marlina. Gue akhirnya mesen juga produk pemutih wajah hasil promosi dari Marlina itu. Sehari-dua hari belum begitu kelihatan hasilnya. Layaknya tobat, ternyata obat pun butuh waktu. Dan di hari ketiga gue mulai merasakan hasilnya: Kulit gue perih, merah-merah, mulai mengelupas, dan jerawat makin cinta dengan muka gue. Ya, ternyata krim pemutih itu nggak cocok untuk kulit gue. Gue panik bukan kepalang. Apalagi saat temen sekamar gue bilang, “Wah, Lee, kenapa muke lo kayak kena radiasi gitu? Makanya jangan sering di depan komputer.” Dengan penampilan seperti ini, mau ditaruh di mana muka gue?! Di kolong tempat tidur? Atau malah di kolong jembatan aja?

Seminggu kemudian ternyata keadaan kulit gue masih sama saja. Gue pun memutuskan berhenti menyiksa diri. Untung tante gue punya salep anti iritasi. Dengan berbekal salep itu, perlahan-lahan kulit gue pun balik seperti sediakala. Udah nggak perih lagi, udah nggak merah-merah lagi, dan udah nggak pada mengelupas lagi. Baik dan sehat! ...Dan juga gelap. Astaganaga! Gue akhirnya menyadari, biarlah kulit gue gelap apa adanya. Toh pesona seorang pria biasanya diukur dari dompetnya, bukan warna kulitnya. Seperti layaknya seorang preman bejat, gue pun bertobat. Gue berjanji dalam hati nggak akan memakai kosmetik yang nggak jelas mereknya lagi. Kyen Yen? Astaganaga, dan gue baru menyadari kalau ternyata kosmetik itu mengandung Hydroquinon 50%, dan Mercuri yang sudah pasti keberadaannya sangat dilarang oleh pemerintah! Karena menurut penelitan, ke dua kandungan tersebut akan sangat membahayakan kulit, contohnya seperti kulit yang udah pernah gue derita setelah memakai krem tersebut, dan malah disinyalir kosmetik yang mengandung ke dua bahan tersebut akan menyebabkan si pemakai bisa terkena penyakit kanker kulit.
Astaganaga!***

pernah di publish di webblog PT GagasMedia
Digubah kembali di ASPA, 100908, dini hari, usai sahur...

7 komentar:

eka mengatakan...

Wkwkwkwkk.... nice story.. pengalaman yang dulu pernah gue rasain.. krim-krim laknat yang menghancurkan muka gue yang awalnya memang oily dan ditumbuhi beberapa jerawat jadi makin aduhai..

catatan tanpa arti mengatakan...

Wkwk kocak lah.. cowok tuh emang dilihat dari aura,karisma,tajir,kepintaran,dan gayanya bukan dari kulit nya putih apa enggak. Wkwkwk.. keren story nya. Lanjutkan !

Tabita Skin Care Indonesia mengatakan...

Hahaha.. Sabar mas.. BTW, sekarang banyak banget tuh perawatan wajah khusus untuk cowo, jadi ga seperti terkena radiasi.. hehehe..

Anonim mengatakan...

terimakasih untuk infonya mas...
baca juga Cara tepat memutihkan kulit dengan bumbu dapur

Ahzafani Shop mengatakan...

Terimakasih atas infonya...sangat memberi inspirasi bagi yang ingin memilih kosmetik

Sepeda mengatakan...

Thx infonya

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum Wr.Wb. Nama Saya: Diah Nurkhotimah. Saya Anak pertama Dari 7 Bersaudara, Saya Seorang Mahasiswi Disalah Satu Kampus Negeri Di kota: Padang, Sumatera Selatan. Sekarang Saya Baru Semester 2, Saya Ingin Berbagi Kisah Kepada Teman2 Sesama Mahasiswi/Mahasiswa, Yang Kerja Sambil Kuliah Untuk Bayar Semester Dll, Mulai Dari SLTP Saya Sudah Membantu Kedua Orang Tua Saya Untuk Mecari Rezki Karna Upah Sebagai Buruh Tidak Cukup Untuk Kami Sekeluarga, Ketika Saya Sudah SMA Saya Mulai Berfikir Untuk Melanjutkan Pendidikan Saya
Sampai Dibangku Kuliah, Namun Keinginan Itu Tiba2 Lenyap Ketika Saya Melihat Kehidupan Keluaga Saya Yang Serba Kekurangan, Jangankan Untuk Kuliah Makan Sehari-hari Saja Susah, Kondisi Yang Serba Rumit, Malam Pun Tiba Dalam Tidur Saya Bermimpi Naik Kebulan, Bersama Sosok Lelaki Tua Yang Ramah Beliu Membimbing Saya sampai Kebulan Dan Beliu Berkata Semua Keinginanmu Akan Terpenuhi Nak Dan Nanti Setelah Kamu Pulang Cari Aku Nak, Akulah Mbah Bintang Jagat Kemudian Beliu Hilang Entah kemana. Saya Pun Terbangun
Pas Jam 03.00, Kejadian Dalam Mimpi itu Seperti Nyata Itulah Persaan Saya.. 3 Hari Kemudian saya Coba Ke warnet Utuk Share Di Internet Mencari Sosok Mbah Bintang jagat, Karna Setahu Saya Internet Sarana Informasi Begitu Kata Pak Kepala Sekolah. Beberapa Nama Yang Terkait Pun Muncul dilayar Semuanya Saya Buka Dan Ada Satu Website Membuat saya Tertarik untuk Membaca semua Artiketnya Dan Ada Juga Nama Mbah Bintang Jagat Sebagai Ahli Spiritual. Nomor nya Saya catat Dan Landsung Pulang Kerumah Setela Tiba saya Telpn Nomor itu,
Betapa terkejutnya Saat Tlp saya Diangkat Suara Itu Sama Persis Dengan Sosok yang Ada Didalam Mimpi Saya malam Itu. Tanpa Basa Basi Mimpi itu Saya Cerikan Dan Beliu Tertawa Dan Berkata Kamu Yang Mbah Tunggu2 Nak. Kemudian Saya lanjut Becita Tentang kisah Hidup Keluarga Saya dan Niat saya Untuk Lanjut Sekolah, Beliupun Diam dan Sesaat Kemudian Beliu Menyampaikan kalau mimpi Saya Akan menjadi Kenyataan Dan Hidup Keluarga Saya Akan Terjamin, asalkan Saya Bisa Membayar Mahar Dan Menjali Ritual Puasa, Agar Saya Mendapat ATM GHOIB
Setelah Mbah Bintang jagat Meceritakan Kegunaan, Penarikan Dan Biaya Maharnya saya pun Minta Waktu 1 hari karna Saya Harus Menggadai kalung Pemberian Dari Almh Nenek. Allhamdulillah Uang Hasil Gadai Kalung Cukup Buat Mahar ATM GHOIB itu. Saya Telpon Mbah kembali dan Siap Mengirim mahar Dan Berpusa sehari penuh. Singkat Cerita setelah smuanya saya laksanakan Mbah Bintang Bemberikan Waktu 3 Hari Untuk ATM GHOIB Sampai Dialamat saya Sesuai pejajian Saya Kalau ATM GHOIB Dikirim Melalui Jasa Kurir 3hari Kemudian Paket saya Terima
Dirumah Saya Buka Dan Lansung Berangkat Ke ATM Untuk Tarik Uang, Ternya Betul Ajaib Uang 5juta Lansung Keluar Dengan sendirinya Tanpa ada Panduan dari Tombol Mesin Cuma Masukan Kartu Saja ATM GHOIB Benar Ajaib. Kini Ekonomi Saya dan Keluarga Sudah Mencukupi Adik2 Saya Sudah Bisa Melanjutkan Sekolah Sampai bangku Kuliah Kedua Orangtua Saya pun Sudah Ada Usaha Ini Berkat ATM GHOIB Mbah Bintang Jagat. Terima kasih mbah semoga Diberikan Umur Panjang Supaya Bisa Bantu Orang susa Lebih banyak Lagi Amiin.. Wassalam

































kalau mau seperti sya ini nomornya;MBAH BINTANG 085217085317.

semoga berhasil iya...?