THE PARFUME: Desire Blue


Gambar Ilustrasi


Beberapa hari yang lalu saya sempat diajak berjalan-jalan keliling Kota Bandung oleh sahabat lama saya semasa SMP, tepatnya di sebuah SMP negeri di kota kabupaten Ogan Komering Ilir-Sumatera Selatan. Sebenarnya saya tidak menyangka jika saya akan bertemu dengan sahabat saya tersebut di kota Bandung ini. Sebab terakhir saya dengar kabar mengenai sahabat saya tersebut, bahwa dia telah melanjutkan studi-nya di sebuah Akademi Kemiliteran di kota Magelang. Namun, lewat Facebook sampai akhirnya saya mengetahui jika sahabat saya itu gagal melanjutkan studinya di pendidikan kemiliteran, namun, dia kini melanjutkan perkuliahannya di sebuah Politeknik swasta di kota Bandung, yang notabenenya kampus dan temptanya tinggal tersebut sangat dekat dengan tempat saya tinggal. Lantas saja, setelah pertemuan lewat Facebook itu, menumbuhkan riakan semangat yang menggebu di antara kami untuk saling bertemu. Lantas, setelah pertemuan tersebut, menghasilkan kesepakatan antara kami untuk mengulik kembali keakraban yang sempat terjalin dulu sembari berjalan-jalan keliling Bandung.

Di akhir perjalanan kami, saya mengajak sahabat saya tersebut untuk mampir di sebuah Toko Parfum, sebab saya berkeinginan untuk membeli bibit parfum yang sering dipakai oleh sahabat dekat saya di Bandung. Namun, saat itu saya lupa dengan nama perfume yang direkomendasikan oleh sahabat saya tersebut. Akhirnya saya meminta sang penjual perfume tersebut untuk menunjukkan kepada saya beberapa perfume yang memiliki kadar aroma yang soft. Maka, saya pun memilih "Dolce-Gabanna" sebagai perfume dengan aroma favorite saya.

Namun, ditengah kesibukan sang pemilik toko perfume tersebut meracik bibit perfume pilihan saya ke dalam botol, saya melihat salah satu nama perfume yang cukup menarik untuk saya, yakni “True Love”. Lantas saya bertanya kepada sang penjual perfume tersebut, “Kang, parfum yang True Love itu khusus buat cewe, ya?” Tanya saya. Lantas pemilik toko tersebut mengiyakan. Namun, sahabat semasa SMP saya tersebut berusaha membanyol. “Kang, kira-kira ada gak perfume khusus bencong?” Tanya sahabat saya tersebut. Sontak saya melihat sang penjual perfume tersebut merespon dengan semangat, “Iya ada, Boss!” ujarnya. Jujur saja, saya sedikit terbelalak dan terkikik mendengarnya. Lantas sang penjual perfume itu pun menunjukkan jenis perfume yang dimaksud. Dan saya bersama sahabat saya mencoba aroma yang perfume yang sedang ditunjukkan oleh sang penjual perfume tersebut.

Akang penjual perfume itu bilang, bahwa jenis perfume dengan merek “Benetton-Tribul” adalah perfume yang sering sekali digunakan oleh perempuan lesbian. Dengan aroma khas rempah-rempah dengan racikan yang cukup sedap. Dan yang lebih membelalakkan saya adalah ketika akang tersebut bilang kalau perfume yang bernama “Dunhill-Desire Blue” adalah perfume yang sering digunakan para lelaki yang berorientasi seks “belok”—lebih tepatnya gay, sebab gay dan waria adalah sesuatu yang berbeda, gay masih memperhatikan penampilan kelelakiannya, sedangkan waria sudah termasuk dalam Transgender/transeksual, sebab penampilannya berusaha menyerupai wanita. Sebab ketika saya mencium aroma perfume tersebut, saya benar-benar tertegun, karena perfume tersebut adalah jenis perfume yang direkomendasikan oleh sahabat saya—sahabat saya yang ketika bertemu di Bandung, bukan sahabat semasa SMA saya. Yang lebih meyakinkan saya jika jenis perfume tersebut adalah perfume yang pernah direkomedasikan sahabat saya adalah ketika saya mengingat nama perfume tersebut—namun, yang saya ingat hanyalah desire bule-nya saja, dan saya tidak tahu nama yang lebih spesifiknya lagi ketika itu.

Lantas saya sangat tertarik denga pengetahuan yang sudah disuguhkan oleh penjual perfume tersebut. Dia juga menjelaskan lagi, selama 5 tahu ia berjualan perfume di Kota Bandung ini, perfume jenis itulah yang sering digunakan para lelaki berorientasi seksual menyimpang sebagai wewangian untuk badan dan tentunya juga sebagai perfume khas mereka. Sebab akang itu juga berkata, “Coba jika kalian pergi ke Pub atau Diskotik dan klub-klub malam, pasti jika seorang lelaki menggunakan perfume beraroma seperti ini, berarti dia gay. Karena perfume jenis ini digunakan para lelaki gay untuk menjadi ciri bagi para sahabat gay lain untuk mengisyaratkan bahwa dia juga gay.” Ujarnya.

Mendengar tuturan itu, saya menjadi semakin terbelalak. Bagaimana kalau saya benar jadi untuk membeli perfume jenis itu? Pastilah nanti jika saya sedang dekat dengan gay, saya juga dipikir sebagai seorang yang berorientasi seks menyimpang. Saya benar-benar tak habis pikir dengan sahabat saya yang telah merekomendasikan saya untuk membeli perfume jenis itu. Entahlah, gerangan, apakah dia benar sudah tahu sedari awal jika perfume jenis itu adalah perfume yang hanya digunakan oleh lelaki yang berorientasi seks menyimpang, ataukah memang dia tanpa sengaja tidak mengetahui kalau perfume jenis itu sudah diklaim para penjual perfume bahwa perfume jenis itu merupakan perfumenya para gay. Sebab jika sahabat membeli perfume jenis itu, pastilah para penjual perfume dalam hati menduga jika sahabat adalah seorang gay. Apalagi jika sahabat membelinya dengan ditemani seorang yang juga sesama jenis.

Untuk benar atau tidaknya tentang filosofi perfume tersebut, barangkali sahabat bisa mempertanyakannya kepada penjual perfume yang berada di terdekat sahabat. Tentulah sahabat harus mempertanyakan ini kepada penjual perfume yang sudah berpengalaman. Dan saya sudah berusaha membuktikannya dengan mendatangi beberapa toko perfume di Kota Bandung, dan beberapa toko tersebut berkata seraya membenarkan tentang pernyataan tersebut. Hmmm…***


Tidak ada komentar: