Catatan Anak Kampung


(3 Adegan dalam Satu Babak)



Adegan 1

Ketika gue dan sahabat masuk ke food center-Merdeka, Bandung. Seorang lelaki muda 'kepala dua' tengah gundah duduk di antara kursi yang tersedia. Ketika seorang lelaki berusia 'kepala empat' menghapirinya, lelaki muda itu merajuk dan bertampang masam. Lantas lelaki yang lebih tua itu mencoba duduk tepat di sebelah sang lelaki muda. Dia mencoba meredakan kekesalan sang lelaki muda itu. Lelaki yang lebih tua tersebut menggenggam penuh erat tangan lelaki yang lebih muda. Entah bagaimana kelanjutannya, yang pasti gue dan sahabat gue langsung masuk ke kassa untuk memesan makanan siap saji.

Setelah gue dan sahabat selesai memesan makanan, gue bergegeas mencari tempat duduk. Dan meja yang masih tersedia hanya di luar, dekat dengan seorang lelaki muda yang tengah bermuram dengan lelaki tua itu. Mulanya gue mengira jika adegan yang tengah gue lihat itu terjadi antara seorang ayah dengan anak lelakinya. Sebab sang lelaki muda itu menyebut lelaki yang lebih tua itu dengan panggilan papa. Dan sebaliknya, seorang lelaki tua itu memanggil lelaki muda itu dengan panggilan sayang. Tapi, lama-lama kok jadi geje, ya?! Mereka malah makin bertambah romantis saja. Kalau ada kesempatan, mereka saling menggenggam tangan. Terkadang kalau lelaki muda itu masih tetap saja murung, lelaki yang lebih tua itu meraut wajah lelaki di depannya dengan penuh mesra.

====================================================================

Adegan 2


Ketika gue masih enak bersantap Colonel Yakiniku (Hmmm... kok gue rada kecewa ya dengan sajiannya. Soalnya tampilannya beda jauh dengan yang ada di Iklan ato Poster), tanpa sengaja mata gue membidik ke arah depan gue (tempat tersebut adalah sudut dari ruangan food center) gue lihat seorang dua insan muda (masih anak sekolahan, mengenakan seragam batik SMA negeri di Bandung) tengah bermesraan berdua. Barangkali karena gue yang notabenenya adalah anak kampung jadi rada sedikit heboh dengan adanya adegan yang jarang gue temui di kampung. Apalagi ketika muda-mudi anak sekolahan tersebut sedikit ragu-ragu terlihat bercumbu.

"OH MY GOSHHHH..." ujar gue ketika melihat adegan itu. Sumpah, secara sepandurat gue melongo. Mata gue melotot kaya mau lepas. Teman gue yang juga melihat adegan itu cuma tersengeh, lantas bilang: "Dasar alay lu, ah! Adegan kaya gitu mah lazim terlihat di tempat-tempat makan kaya gini." ujarnya. Gue tertegun.

Melihat adegan ke-2 ini gue benar-benar sempat gak selera makan. Wuidiihhh... masih muda tapi seronok abis! Ber-adegan kaya gitu pake seragam almamater sekolahnya, lagi! Jihhh... Indonesia nih bakalan rusak kalo remajanya semakin gila kaya gini. Meniru pergaulan barat, tapi yang negatif! Jihhhh.... ngeri dahhh!!!! Pantesan nyokap selalu mewanti-wanti gue untuk gak pacaran dulu! Amit-amit dah!

====================================================================

Adegan 3

Nah, gue nggak tahu kenapa 3 adegan yang bener-bener crazy ini bisa terjadi dalam satu tempat yang ramai. Ceritanya, setelah gue selesai makan, dan cukup kenyang memekuri dua adegan gila tadi, gue sempat ngobrol-ngobrol terlebih dulu sama sahabat gue. Dan, sebenernya sedari gue makan tadi, di meja samping gue itu ada sepasang suami-istri yang tengah bertengkar. Sang istri bermuka cemberut. Sedangkan sang suami kayanya masa bodoh melihat sang istri yang kayanya emang badmood. Bodohnya, gue lihat sang suami malah mengambil nasi yang tersuguh di depan sang istri dan memakannya. Gue lirik, sang istri agaknya rada kesal atas tindakan suaminya.

Gue lihat sang istri pergi ke 'belakang'. Cukup lama. Dan apa yang dilakukan oleh sang suami? Dia malah ngobrol dengan seorang perempuan berpakaian kurang jadi (*maksudnya, berpakaian seksi) di sebelahnya. Sebenernya antara lelaki dan perempuan tadi dibatasi dengan kaca. Sehingga sang perempuan berpakaian seksi tersebut tidak mungkin bisa ngobrol dengan lelaki itu secara langsung. Akhirnya, yang bisa perempuan tersebut lakukan adalah menggodanya dan akhirnya bertukar nomor handphone. Gue nggak yakin jika perempuan tersebut nggak menginginkan 'sesuatu' dan sama halnya dengan lelaki tersebut.

Setelah mengetik sesuatu di handphonenya, sang lelaki tersebut memandang ke arah perempuan seksi tadi. Dengan mata nakal dan dibumbui senyuman binal perempuan seksi tadi memberikan tanda anggukan. Entahlah apa maksud dari tanda-tanda semua itu. Gue nggak mau berprasangka.

Tapi sumpah deh, tulisan ini emang gak penting banget! Cuma adegan gini aja ditulis. Cuma adegan gitu aja di hebohin! Alay! Dasar Anak Kampung!!!




1 komentar:

Nona Nanlohy mengatakan...

kata sapa alay??? waktu kita duduk di and u blg kalo dua anak sma itu ciuman gw juga risih..cma aja gw kelaperan banget and takut keburu kaya elu..ikut2an hilang napsu makan..padahal kan lagi laper2nya..gw gak ngerti apa karena saat itu kita ada di kota gede ya zum..maksudnya bandung kan lebih besar daripada tempat tinggal gw..yang emang cuma setingkat kecamatan..kenapa kelakuan orang di kota gede lebih "kampungan" ketimbang orang yang tinggal di desa atau kampung kaya gw..for u info zum..walaupun tunangan gw beda negara dan punya kultur hidup western gw gak pernah ciuman di muka umum gtu..mungkin bakal jadi pertanyaan aja kaya " kenapa emang ciuman di depan umum?" yee keliatan aja kampungan uupss..sorry tapi that's what i felt...