Catatan Kecil Zuma: Pikunness

Kadang-kadang aku sering mikir, “Kenapa ya, aku sering banget kurang bisa menghapal?” Hmm… bukan hanya sulit menghapal pelajaran yang isinya rumus-rumus dan definisi-definisi, tetapi hanya untuk mengingat sebuah nama saja, adoddoddodoooo… benar-benar susah! Bukan sengaja. Aku merasa ini adalah penyakit. Ya, penyakit yang seharusnya aku sembuhkan dari tahun ke tahun, ya, barangkali penyakit pikunness. Aku tidak mengerti bagaimana penyakit ini muncul di otakku.

Pernah suatu ketika aku benar-benar mempermalukan diriku sendiri di hadapan para senior-senior saat pelantikan salah satu UKM yang aku ikuti. Aku diminta untuk menghapal nama-nama teman-teman se-angkatan dalam UKM tersebut. Aku malah dengan gugupnya menyebut nama-nama mereka dengan tambahan nama, terbolak-balik dan malah aku benar-benar tidak ingat siapa namanya—padahal waktu itu aku hanya diminta untuk menghapal 6 nama teman dalam 1 kelompok yang aku komandoi. Tapi, dengan begoness plus pikunness-nya aku tidak hapal benar dengan nama mereka. Jangankan menghapal nama teman-teman baru, menyebutkan nama teman sekelas saja terkadang aku sering lupa. Huft, benar-benar anjroott, pikunness dan begokness!!!

Pernah berpikir, mungkin otakku terlalu berharga jika dipakai hanya untuk mengurusi hal-hal seperti ini sampai sedetail-detailnya namun semua itu tidak memberikanku apa-apa untuk menjadikanku manusia yang lebih baik. Hihi… mungkin!!!


Tidak ada komentar: