(Sebuah Nasihat Nyokap)
Akhir-akhir ini gue kurang lagi produktif menulis. Huft! Itu sebagai akibat dari banyaknya aktivitas gue untuk mengejar obsesi gue yang lain dan tentunya kesibukan yang nggak bisa dihindari dari kuliah. Beberapa hari yang lalu gue bener-bener sempat stres dan pesimis. Bawaanya mau marah mulu. Sensi. Dan BeTe. Diselanya ada pikiran konyol gue tetang perjuangan yang musti gue hentikan untuk menjadi seperti apa yang gue obsesikan.
Banyak faktor yang menjadi penyebab pikiran konyol gue itu muncul: salah satunya, adanya tindakan deskriminasi dari beberapa rekan yang menginginkan berjaya di bidang yang sama seperti yang gue ingini. Tapi, sekarang gue bisa berpikir yang lebih realistis, bahwa gue harus tetap memenuhi komitmen gue pada nyokap, bahwa gue harus berjaya menekuni hobi yang benar-benar didukung oleh nyokap tersebut.
Nyokap selalu mewanti-wanti via telephone; “biarkan saja orang nggak suka sama perjuangan kamu. Toh, dalam perjuangan yang kamu lakukan nggak merugikan dan nggak menyakiti orang lain, kan? Kamu tetap tekuni saja hobimu dalam bidang broadcast itu. Yakin saja, Le (panggilan untuk anak laki-laki dalam bahasa Jawa), kalau kamu serius dan bekerja dengan baik tanpa terpengaruh atas sikap orang yang memojokkanmu, kamu pasti bisa mendapatkan posisi yang layak dan kelak akan dihormati banyak orang. Lagian tujuan kamu, kan, berkarya dan (juga) bekerja dan nggak neko-neko. Tekuni saja hobimu, kejar obsesimu, tapi ingat, asal jangan sampai ganggu kuliahnya, ya!”
Huft! Merasakan daftar perjuangan gue di tahun ini, gue sekarang punya pikiran lain, bahwa gue ngerasa tahun 2010 ini bakal terasa berat buat gue. Mudah-mudahan ini bukan ungkapan pesimis, tapi ungkapan optimis sejati, tekad abadi, niat besar buat masa depan gue dan otomatis tentunya buat ngebanggain ortu gue.
Terlalu besar mungkin. Tapi gak muluk-muluk juga. Justru rencana ini benar-benar ujung tombak kenyataan bahwa gue siap menikmati hidup apa adanya. Yang pasti, gue yakin bisa kalau gue mau kerja keras lagi buat apapun yang gue kerjain. Meski gue ngerasa tahun 2010 ini bakal terasa berat buat gue, tapi, tetap aja gue harus bisa ngewujudin tekad gue buat mengejar obsesi dan cita-cita yang sejak dulu masih terpendam dan nggak kunjung terwujud.
Meski berat, tapi gue bakal berusaha, berusaha dan berusaha. Tahun ini gue bisa belajar untuk tersenyum dan terus tertawa, gue bisa membuka semua rongga-rongga hati gue yang bukan cuma untuk gue seorang. Tapi, sayangnya, nyokap selalu ngingetin sesuatu pada gue, ya, Kata Emaaakkk: “inget, jangan main perempuan (maksudnya pacaran) dulu. Karena di situ banyak tersimpan ranjau yang nantinya bakal menghancurkan masa depanmu. Sekarang bukan saatnya bermain pacar-pacaran, karena bakal bikin kamu lengah dan terlena dengan kerasnya perjuangan hidup. Sekarang fokus dulu dengan masa depan, dan boleh langsung nikah setelah dapet pekerjaan!”. Hmmm... kedengerannya gue anak mami banget. Hahaha... Tapi tulah petuah nyokap yang sampai sekarang benar-benar gue pegang. Sebab, gue percaya, petuah orang tua itu nggak mungkin bakalan menyesatkan. Dan nyokap gue bilang begitu cuma untuk kebaikan gue nantinya. Makanya sampai sekarang gue benar-benar menjadi seorang yang cupu karena hidup merontang sebatang kara tanpa pacar yang menyanding, karena gue ngerasa: “INI BELUM SAATNYA!” Hihihi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar